Akhir pekan lalu, Bilcyber mendapat kesempatan untuk melihat langsung proses perbaikan BlackBerry yang rusak di tempat Teleplan, mitra yang ditunjuk oleh Research in Motion (RIM) untuk mereparasi seluruh perangkat BlackBerry bergaransi di Indonesia.
Lumayan jauh jarak yang harus ditempuh jika kita datang dari pusat Jakarta, semisal dari jalan Sudirman maupun Gatot Soebroto. Terlebih, gedung reparasi Teleplan ini terletak agak terpencil di kawasan Sunter, Jakarta Utara.
Gedung empat lantai–yang lebih mirip Ruko–seluas 1000 m2 ini, difungsikan oleh RIM dan Teleplan agar siap memperbaiki hampir dua juta perangkat BlackBerry yang tersebar di seluruh Indonesia. Mampukah?
Pertanyaan ini lumrah. Sebab, Teleplan kelihatannya hanya memiliki sumber daya manusia yang terbatas. Perusahaan reparasi elektronik asal Belanda itu cuma memiliki enam teknisi, dua supervisor, dan empat staf pendukung untuk mengoperasikan seluruh perangkat reparasi yang ada.
Dengan sumber daya yang ada, mereka dituntut untuk bisa memperbaiki seribu unit BlackBerry yang rusak setiap bulannya. Tercatat, sejak beroperasi 27 Agustus 2009 lalu, sudah ada 9000 unit perangkat yang direparasi.
“Kami memang berencana untuk menambah SDM agar bisa terus menangani semua kerusakan dalam waktu singkat. Sebab, setiap unit yang dikirim ke kami harus bisa diperbaiki maksimal tiga hari,” kata Rita Effendi, Program Manager Teleplan untuk RIM.
Rachel Kooi, PR Manager RIM Asia Pasifik, menilai kapasitas yang disediakan Teleplan saat ini sudah mencukupi kebutuhan yang ada. “Rasanya, fasilitas yang ada masih bisa mencukupi semua.”
“Lini perbaikan existing yang ada di repair center saat ini saja bisa menangani seribu unit per bulan, dan shift-nya masih bisa ditambah lagi. Masih ada dua lantai kosong (di gedung Teleplan) yang bisa kami gunakan untuk additional lines jika permintaannya bertambah,” papar Rachel.
Area Tertutup
Tak mudah untuk bisa masuk ke dalam gedung Teleplan. Semua tamu, termasuk dari Authorized BlackBerry Care Center, sejatinya hanya boleh masuk sampai meja sekuriti di lantai satu untuk menyerahkan BlackBerry yang rusak untuk diperbaiki.
Hanya staf teknisi yang boleh masuk hingga lantai dua. Itu pun harus melewati pemindaian, baik saat masuk dan keluar. Tak boleh ada satu pun perangkat elektronik yang lolos dari pemeriksaan. “No beep allowed,” kata Rita.
Di lantai dua itu, ada beberapa ritual yang wajib dilakukan terlebih dulu sebelum akhirnya bisa masuk ke ruang reparasi. Setiap orang yang masuk harus dipastikan tidak memiliki arus listrik di tubuhnya.
Itu sebabnya, alas kaki yang digunakan harus dilepas dan diganti dengan sendal plastik khusus yang tersedia. Atau bisa juga tetap mengenakan alas kaki pribadi, namun kita harus menggunakan wraiststrap, footstrap, atau smock, semacam alat anti statis untuk menetralisir arus listrik saat memijakkan kaki ke dalam ruangan. Kita juga harus menggunakan jubah khusus lab saat masuk ke dalam.
Bagaimana cara kerja dan proses yang dilakukan untuk mereparasi BlackBerry sesuai dengan panduan yang diwajibkan oleh RIM di seluruh dunia. Nantikan sesaat lagi di artikel berikutnya.