Operator seluler asal Inggris Orange merekomendasikan 3G untuk penggunaan aplikasi komputer lewat peranti komunikasi bergerak, seperti laptop, PDA atau smartphone (ponsel cerdas), untuk koneksi internet yang lebih aman bagi perusahaan.
3G merupakan bentuk koneksi yang aman daripada akses internet memakai Wi-Fi, bagi perusahaan yang ingin mengimplemetasikan strategi pemakaian mobile computing (semacam laptop, PDA, dan smartphone), demikian menurut Orange
Kendati demikian, para manager IT (teknologi informasi) perlu mengambil peranan besar dalam pengontrolan keamanan koneksi, demi melindungi informasi perusaan dari orang yang tak inginkan, kata Nigal Shardlow, Head of Innovation dari Orange, Inggris
Berbicara di IT Directors' Forum, Shardlow mengatakan: “3G akan menyediakan keamanan, di mana (akses) wireless local area networks (WLAN) tidak dapat melakukannya, dan kemungkinan bakal lebih murah.”
“Kalau ingin keamanan pada peranti komunikasi bergerak, maka manager IT juga perlu menginstal virtual private network client solution atau mereka dapat mengoneksikan jaringan LAN langsung ke GPRS (General Packet Radio System) atau jaringan 3G, ini artinya data tak harus dibawa ke jalur internet umum,” jelas Shardlow.
Tingkat transfer data 3G lebih tinggi, sehingga penggunaannya sesuai untuk aplikasi penjualan dan otomatisasi, GPS tracking dan konferensi video secara peer-to-peer (koneksi dua arah dari dua komputer) di perusahaan, tambah Shardlow, tapi cakupan jaringan 3G akan meliputi daerah tertentu.
“Karena teknologi prosesor terus berkembang, kita akan melihat orang dapat melakukan sesuatu lebih lewat smartphone (ponsel cerdas), yang saat ini baru dapat Anda lakukan lewat laptop,” lanjutnya.
Shardlow memprediksikan bahwa pertumbuhan bisnis aplikasi untuk smartphone akan terus meningkatkan penggunaan mobile computing (aplikasi komputer lewat peranti komunikasi secara bergerak)
Dia juga memperingatkan para manager IT seharusnya melindungi data perusahaan pada peranti komunikasi bergerak dari risiko keamanan, semacam “Bluesnarfing” (aksi hacker lewat fitur Bluetooth) dan pencurian.
“Bluetooth itu bukan teknol